Dewi Asmara Anggota IX DPR RI Ingatkan Perbedaan Penanganan Kasus Stunting

YUTELNEWS.com | Anggota Komisi IX DPR RI Dewi Asmara mengingatkan bahwa penanganan kasus stunting antara di desa dengan kota tidaklah sama. Sehingga dirinya meminta agar pemerintah melakukan pendekatan berdasarkan latar pada keluarga di masing-masing wilayah tersebut.

Penanganan stunting di kota dengan di desa itu tidak sepenuhnya sama. Karena untuk kota, corak masyarakatnya berbeda. Umumnya struktur masyarakat di kota itu banyak yang bekerja,” ujar Dewi Asmara ketika ditemui Media di sela-sela mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IX DPR RI dalam rangka pengawasan percepatan penanganan stunting di Bukit Indah Balekambang Nagrak kabupaten Sukabumi, Jum’at (11/01/2024).

Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI ini melanjutkan, pada masyarakat di perkotaan, umumnya para perempuan yang memiliki anak menjadi pekerja di pabrik pabrik atau di perusahaan.

Sehingga kekurangan gizi pada anak terjadi akibat dari pola asuh anak yang hanya diserahkan begitu saja ketika dititipkan kepada pengasuhnya atau bahkan tetangganya.

Kemudian pada masyarakat di desa, umumnya orang tua hadir dan dekat anak setiap harinya, namun kemampuan ekonomi menjadi penyebab anak mengalami stunting dan gizi buruk.

“Bisa saja kekurangan gizi itu akibat pola asuh anak yang hanya diserahkan begitu saja kepada mbak-mbaknya, pada tetangga. Tentunya pola asuh dalam memberikan makanan yang penting anak tidak rewel’, jangan-jangan hanya diberikan nasi dengan kerupuk saja,” seloroh legislator dapil Jawa Barat IV tersebut.

Tak hanya itu, Dewi Asmara Anggota IX DPR RI mengungkapkan banyak sekali masyarakat di perkotaan yang bekerja, mencari informasi pengasuhan anak melalui telepon pintar, dan mengonsumsi informasi yang ternyata hoaks. Pola hidup masyarakat di kota, yakni yang menghabiskan waktu dengan bekerja, sehingga ketika pulang sudah merasa lelah, yang memungkinkan informasi pengasuhan anak yang diperoleh tersebut tidak tersaring.

“Sudah mulai ada (info) dari handphone, tapi kan secara pendidikan kan tidak begitu merata. Jadi mungkin kadang kadang informasinya juga tidak begitu benar,” sambungnya.

Sehingga Dewi menilai, upaya yang ditempuh dengan cara pemerintah mengadakan pendekatan kepada masyarakat. Pendekatan tersebut dengan melibatkan lurah setempat maupun RT/RW pada akhir pekan ketika masyarakat tidak bekerja di kantor.

Pendekatan tersebut dapat berupa penyuluhan, seperti pemahaman mengenai pola makan bayi dan balita yang sehat, pola asuh yang baik dan sistem sanitasi yang bersih sehingga hidup di lingkungan yang sehat. Sehingga, informasi seperti itu dapat tersampaikan.

“Jadi perbedaannya stunting pada Kota dan desa bukan semata mata tingkat ekonomi, tetapi lebih kepada pola asuh, pola didik, informasi yang harus diberikan,” tutupnya.

Mirna

Posting Terkait

JANGAN LEWATKAN

Komentar