Riko Febrianto : Kader Golkar itu Moderat diajarkan Merangkul Bukan Memukul

YUTELNEWS.com/

Kabupaten 50 kota – Riko Febrianto atau biasa disapa Koroy merupakan salah satu Kader Senior Golkar 50 Kota, beliau sudah 3 periode mengemban Amanah sebagai Anggota DPRD (2009-2014, 2014-2019, 2019-2024).

Tepat pada Harlah Pancasila (1 Juni), Deni Asra (DNA) dan Riko Febrianto (RF) memantapkan diri untuk mengabarkan kepada dunia bahwa mereka sekarang adalah Bacalon Bupati/Wakil Bupati 50 Kota 2024-2029.

Deklarasi Bapaslon DNA-RF menjadi yang Pertama menasbihkan diri untuk Maju Pilkada 50 Kota.

Mereka mengusung tagline “Limapuluh Kota SMART” (Sehat, Mandiri, Adil, Religius, dan Terdidik).

Motto DNA-RF juga sudah digagas, yakni : Gerakan Demi Rakyat (GDR), artinya menurut mereka itu merupakan Gerakan yang berpihak kepada Rakyat, bukan berpihak kepada kepentingan pribadi atau golongan apalagi berpihak kepada Anak-anak buruang?

Namun disaat DNA-RF menggunakan Haknya sebagai Warga negara yang berhak mencalonkan dan dicalonkan, khusus RF ada saja suara-suara sumbang yang menyeruak dari kerumunan, konyolnya suara itu terdengar “nyelekit” justru datang dari kompatriotnya sesama Kader beringin.

Koroy dengan santai menyikapi begini,
“Kader Golkar itu sudah dididik moderat sejak menginjakkan kaki di gerbang partai, artinya Kader Golkar dididik dewasa dalam berpolitik dan tidak boleh Baperan, Lalu diajarkan merangkul bukan memukul, jadi biasa saja jika Kader Golkar yang kecil kemungkinan diusung melalui Partai sendiri (Golkar) mereka memutuskan untuk mencari Pelabuhan baru, tentu degan terus berharap Golkar berubah Fikiran lalu memutuskan mengusung ambo (Koroy)” Paparnya.

Koroy Menukuk, Dalam perkembangannya, khususnya pasca Orde Baru, Partai Golkar berhasil bertransformasi menjadi partai modern yang mengadopsi nilai-nilai demokrasi.

Pimpinan-pimpinan Partai Golkar juga berhasil menakhodai Golkar sebagai partai politik berpaham sentrisme yang merangkul semua golongan dengan mengedepankan semangat moderat.

Koroy lalu memberi contoh yang sudah menjadi Sejarah dalam perpolitikan 50 Kota,
“Di Golkar kader udah biasa dalam dinamika politik di kancah pilkada, Dulu tahun 2005 Irfendi Arbi adalah Kader Golkar, Majun Pilkada Berpasangan dengan (Alm) Amri Darwis, disisi lain Ketua DPD Golkar 50 Kota saat itu (Alm.) Dt.Alis Marajo Maju Pilkada berpasangan dengan Zagli Bros, (Alm)Dt.Alis Marajo kalah, Jadi tidak perlu di ributkan, Kader Golkar sudah terlatih untuk itu, dan tetap menjalin silaturahmi dgn Seniornya” imbuh Koroy.

Lalu tahun 2010 Irfendi Arbi berkompetisi lagi dengan (Alm.) Alis Marajo dan di menang kan oleh Alis Marajo.

Selanjutnya Di Pilkada 2015, Azirwan Yunus Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Golkar, berkompetisi dengan Kader yang di usung Golkar (Alm) Azwar Ches, Sementara Azirwan Yunus diusung Gerindra dan kedua duanya kalah.

“Untuk tingkat Pusat, Banyak Ketum Partai Lahir dari rahim Golkar, toh mereka baik-baik saja, sebut saja : Surya Paloh dan Prabowo Subianto, dll” pungkas Koroy.

Dalam Sejarahnya, Golkar Didirikan sebagai Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) pada 20 Oktober tahun 1964, dan berpartisipasi untuk pertama kalinya dalam pemilihan umum nasional pada 1971 sebagai Golkar Golongan Karya.

( MAHWEL )

Posting Terkait

JANGAN LEWATKAN

NEWS FEED