YUTELNEWS.com | Jepara – Pemerintah Desa Geneng, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara, Kamis (5/12/2024) di balai desa menerima kunjungan dari petugas kementerian pertanian dalam rangka Monev atau monitoring dan evaluasi program ketahanan pangan yang dibiayai oleh dana desa (DD) terkait program ketahanan pangan yang bersumber dari Dana Desa tahun anggaran 2024 sebagai tindak lanjut dari peraturan yang mengamanatkan minimal 20% Dana Desa untuk sektor pangan dan hewani sesuai APBDes Tahun Anggaran 2024 yang sudah dijalankan oleh Pemdes Geneng.
Pertemuan ini dihadiri oleh Petinggi Desa Geneng, Dwi Bambang Hermawan, Muh Taufik, Camat Batealit, Maria dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT), Hasan, perwakilan Dinsospermades Jepara, Gapoktan, Ketua BPD, Nur Sahid dan perangkat desa.
Dalam sambutannya Maria dari Kemendesa PDTT menjelaskan aspek kemanfaatan hasil produksi bisa dimanfaatkan, dari persawahan lewat BUMDes, kelompok tani dan penduduk sekitar.
“Kami minta lahan sawah dipertahankan dan kalau ada lahan kosong dimanfaatkan lebih luas untuk pertanian dan budidaya diversifikasi pangan karbohidrat maupun protein hewani,” jelasnya.
“Presiden Prabowo sangat perhatian untuk ketahanan pangan swadaya beras seperti jaman Presiden Soeharto,” katanya.
Maria menambahkan bahwa,” Indonesia mempunyai luas wilayah kaya raya, namun belum dikelola baik, untuk itu pemerintah melakukan pembukaan percetakan sawah di Indonesia Timur, seperti di Papua,” cetusnya.
“Program ketahanan pangan Presiden Prabowo perlu didukung oleh pemerintah desa,” pesannya.
Dwi Bambang Hermawan menyampaikan tentang Festival Pangan di Desa Geneng. “Kita akan menjalankan program ketahanan pangan sesuai Juklak dan Juknis pemerintah. Seperti makanan pokok, makanan protein, budidaya ayam, unggas, dan ikan. Dan kita kelola bersama lembaga ekonomi desa, Gapoktan, BUMDesa. Dan, diversifikasi pangan di desa harus berbasis kearifan lokal,” ungkapnya.
Dwi Bambang Hermawan berpesan persoalan tingkat bawah harus dianalisa baik kekurangan dan masukan untuk perbaikan program ketahanan pangan seperti irigasi, jalan usaha tani, bendungan dan distribusi bahan pokok.
“Karena kemudahan memperoleh pupuk menjadi kunci untuk mensukseskan program ketahanan pangan, tahun kemarin banyak petani yang menangis dan mengeluh atas kelangkaan dan mahalnya harga pupuk kepada Pemdes Geneng. Jadi kita minta masalah pupuk harus benar-benar diperhatikan kalau ingin program ketahanan pangan berjalan baik,” tandasnya.
Ketua BPD, Nur Sahid dikesempatan yang sama mengeluhkan susahnya akses memperoleh pupuk bagi petani. “Mata rantai distribusi pupuk harusnya dipangkas, bisa saja distribusinya langsung dikelola Gapoktan atau BUMDesa,” imbuhnya.
Singgih astro Wijoyo