YUTELNEWS.com/
Langsa – Seiring dengan berjalannya waktu, dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, dan dari tahun ketahun kita sebagai anak bangsa yang selama ini berkarakter memegang teguh sendi-sendi kebangsaan, kini karakter tersebut dengan irama dan tempo yang sangat cepat telah bergeser oleh perubahan zaman.
Fenomena dimaksud terlihat dari sikap apatis kita yang tidak ada lagi rasa cinta terhadap bangsa ini, yang semestinya rasa cinta itu harus dipertahankan hingga kita benar-benar menjadi patriot bangsa.
Hal ini tuangkan oleh salah satu tokoh Organisasi Kepemudaan (OKP) yang juga tokoh Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Kota Langsa, Junaidy dalam press realisenya kepada media ini, Kamis(01/07/2024).
Tulisan ini dilatar belakangi oleh pengamatan penulis tentang kesadaran dan rasa nasionalisme masyarakat umum khususnya di Kota Langsa yang saat ini serasa sirna terpupus oleh waktu.
Sangat miris, ironis dan memprihatinkan
apabila ketika mata melihat dibeberapa instansi pemerintah khusunya Kota Langsa, baik itu instansi Dinas, Badan, maupun disebahagian pemerintahan terkecil (Desa) serasa tidak tampak wujud dan rasa nasionalisme atau cinta tanah air lagi.
Hal dimaksud tercermin dari sikap dan tindakan yang dipertontonkan beberapa instansi tersebut diatas yang enggan untuk melaksanakan apel pagi atau apel menaikkan bendera merah putih pada setiap hari seninnya,
“jangankan mengadakan apel atau menaikkan bendera kebangsaan (merah putih) tapi ada juga tiang bendera yang berada didepan kantor benderanya tidak ada, juga ada bendera merah putih yang tidak sesuai ukurannya dengan tiang (bendera kecil dinaikkan ke tiang yang tinggi). Yang lebih mirisnya lagi, adalagi bendera yang terpasang namun sudah robek dan memudar warnanya”, jelas Junaidy..
Lanjutnya, tontonan ini menimbulkan pertanyaan dibenak kita. Apakah ini memang rasa Nasionalisme yang terpatri di dada kita sudah tidak ada lagi, ataukah faktor kesengajaan (pelecehan) terhadap bendera merah putih sebagai salah satu lambang negara?
Padahal dengan menaikkan bendera kebangsaan (Merah Putih) sekaligus apel pagi hari Senin disetiap perkantoran, di kesempatan itu pimpinan dapat mengarahkan bawahannya dalam menjalankan aktifitas pekerjaan.
Dalam hal ini, “perlukah aparat negara (TNI – POLRI) turun tangan untuk menyadarkan atau mengambil tindakan terhadap instansi yang hilang rasa nasionalismenya tersebut? Jawabannya sangat perlu. Mengingat disetiap desa atau gampong telah ditugaskan Babinsa dan Bhabinkamtibmas (Polmas)” Oleh pimpinannya masing-masing.
Selanjutnya, tambah aktivis LSM itu, selama ini kita dihimbau untuk menaikkan bendera merah putih di setiap hari-hari besar nasional, apalagi menjelang Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI. Dan setiap Instansi/perkantoran tetap menganggarkan biaya pembelian bendera, dan dianggarkan kembali pada tahun berikutnya tapi mengapa setelah selesai peringatan HUT Kemerdekaan RI pada setiap tahunnya tidak tampak lagi bendera dihalaman beberapa perkantoran?
“Bagaimana kita bisa ber-ikrar dengan menyebut cinta tanah air, menghargai jasa pahlawan, dan NKRI HARGA MATI namun rasa nasionalisme kita sudah tidak ada lagi”, ketus Junaidy yang juga berprofesi sebagai wartawan.
“Maafkan kami para pahlawan bangsa,
bukan kami tidak bisa mempertahankan kemerdekaan yang telah kau perjuangkan, bukan kami tidak komit menjaga keutuhan bangsa ini, bukan pula kami tidak mampu melanjutkan cita-cita mu.
Kami hanya tidak dapat menjaga rasa nasionalisme yang telah hilang”, Junaidy.
(Kaperwil Aceh – Said Yan Rizal)