YUTELNEWS.com | Warga jalan perumahan Nelayan TPI, RT 002, RW 001, Kelurahan Teluk Merbau, Kecamatan Kubu, Kabupaten Rokan Hilir merasa dianak tirikan pemerintah Kabupaten Rokan Hilir. Pasalnya, hampir sudah puluhan tahun mereka tinggal di Jalan Perumahan Nelayan TPI belum mendapatkan infastruktur jalan yang memadai.
Setiap musim penghujan maupun air pasang laut naik, warga disana selalu mengarungi jalan berlumpur, licin dan becek sehingga sangat sulit dilintasi. Parahnya, bagi mereka yang memiliki anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) terpaksa harus menjulang anak mereka untuk melintasi jalan Dipemukiman perumahan Nelayan TPI tersebut.
Bahkan, jika musim penghujan, kendaraan sepeda motor milik warga yang tinggal di jalan Nelayan TPI terpaksa harus dititipkan di rumah warga lain yang tinggal di sekitar pelabuhan Tanjung Lumba-lumba membayar Rp 5 ribu satu malam.
Kondisi ini sudah cukup lama dirasakan masyarakat. Namun belum ada pembangunan secara pasti diterima masyarakat dari pemerintah daerah. Jalan Nelayan TPI hampir setiap tahun diukur dengan iming-iming mendapat pembangunan. Janji tinggal janji, faktanya, hingga saat ini masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan itu masih disajikan infrastruktur jalan yang buruk dan sulit dilalui.
Salah seorang warga, Jumiati (38) mengatakan, jalan perumahan nelayan TPI pada tahun 2023 ini baru saja mendapat pembangunan dari pemerintah Kelurahan Teluk Merbau dengan sistem beton semenisasi. “Tapi hanya sepanjang 83 meter, sementara volume jalan yang ada mencapai 200 meter-an, kami sudah hampir 12 tahun tinggal diperumahan nelayan ini, setiap tahun hanya di-iming-iming saja untuk dapat bangunan, sampai saat ini jalan di perumahan nelayan masih saja berlumpur,” ujarnya.
Diterangkan Jumiati, di jalan nelayan TPI terdapat 20 Kepala Kelurahan (KK) dengan rincian 10 KK rumah perumahan nelayan dan 10 KK lagi rumah pribadi. “Selama belasan tahun kami tinggal disini (jalan perumahan nelayan red) tidak pernah merasakan jalan yang bagus, kalau musim penghujan jalan becek dan begitu juga kalau air masang laut naik meninggal lumpur,” ujarnya.
Sementara itu warga lainnya, Azizah (48) mengungkapkan hal senada, karena sulitnya warga melintasi jalan tersebut, masyarakat di Jalan Nelayan TPI mengambil inisiatif secara patungan mengumpulkan dana untuk membangun jalan delayan secara bertahap.
“Setiap kepala keluarga (KK) kami harus membayar Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah) untuk membeli material batu, krikil dan semen, tapi yang namanya dana swadaya tidak cukup, kami sudah cukup resah sekali dengan kondisi jalan yang bertahun tahun tidak ada pembangunan,” keluhnya.
Sementara itu Lurah Teluk Merbau, Siti Rohani SPd mengatakan, sejak ia menjabat sebagai lurah berjalan dua tahun di Kelurahan Teluk Merbau setiap tahun jalan perumahan Nelayan TPI terus mendapat pembangunan dari dana kelurahan. Pemerintah sudah cukup memperhatikan semua keluhan masyarakat, hanya saja pembangunan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan keuangan kelurahan.
“Tahun 2022 lalu kita bangun pembuatan bodi jalan, dan tahun 2023 ini kita bangun jalan semenisasi, anggaran kelurahan terbatas, makanya kita bangun secara bertahap, tahun 2024 nanti kita masuk-kan lagi pembangunan di jalan nelayan TPI, harap masyarakat bisa bersabar,” pungkasnya.
(KabiroPanca Sitepu)