Pengguna Jalan Tetap Waspada, Ancaman Longsor Masih Rawan Jalan Nasional Sumbar-Riau

NEWS265 Dilihat

YUTELNEWS.com | Lebih 12 jam, jalan nasional Sumbar – Riau yaitu dari Hulu Aia Nagari Sarilamak Kecamatan Harau sampai ke Nagari Manggilang Kecamatan Pangkalan Koto Baru tidak bisa dilewati oleh kendaraan. Ruas jalan tersebut, tertimbun longsor sejak Selasa (26/12) dinihari. Setidaknya, ada 30 titik longsor yang terjadi akibat hujan yang terjadi sepanjang jalan tersebut.

Ada ruas jalan yang tertimbun material longsor sepanjang 20 meter, ada juga sebesar rumah. Sejak pagi, tim gabungan dari Pemkab Limapuluh Kota, Kodim 0306/50 Kota, Polres Limapuluh Kota dan petugas dari Satuan Brimob Polda Sumbar serta Balai Jalan Nasional turun ke lokasi untuk membersihkan material longsor. 30 titik longsor itu, jaraknya pun bervariasi. Ada yang dekat dan ada juga yang berjauahan.

Sampai Selasa sore, belum separuh titik longsor yang berhasil dibersihkan. Dampak dari itu, terjadi macet panjang kendaraan dijalan tersebut. Baik yang ke Sumbar dan terbanyak yang hendak ke Riau. Satuan Lalulintas Polres Limapuluh Kota terpaksa mengalihkan rute Sumbar-Riau melewati Kabupaten Sijunjung.

Pemerintah Daerah Limapuluh Kota, tidak bisa memastikan, kapan ruas jalan bisa dilewati. Banyaknya titik longsor dan terbatasnya peralatan sehingga menghambat pembersihan material longsor yang menimbun jalan. Belum lagi, gerimis yang terus turun sepanjang Selasa tersebut.

Bupati Limapuluh Kota sudah berkoordinasi dengan pihak PLTA Koto Panjang untuk menambah pembukaan pintu air tersebut.

“Kita sudah berkoordinasi dengan PLTA Koto Panjang. Almadulillah, pintu air sudah dibuka dan luapan di Pangkalan sudah mulai surut. Mudah-mudahan air tidak tergenang lagi,”kata Bupati.

Dengan kondisi darurat bencana, Bupati Limapuluh Kota meminta warga terutama yang berada sekitar kawasan rawan bencana untuk tetap waspada. Banjir dan tanah longsor masih menghantui Kabupaten Limapuluh Kota.

Sepekan lalu, banjir merendam ribuan rumah dan lahan pertanian warga di Kecamatan Mungka, Harau dan Lareh Sago Halaban. Selama tiga hari, air baru surut. Badan Penanggulangan Bencana Daerah terpaksa mendirikan posko pengungsian darurat untuk menampung warga yang terdampak.

Berdasarkan data dari BPBD Limapuluh Kota, banjir merendam ribuan rumah warga dan ribuan hektar lahan pertanian produktif. Ditafsir, akibat bencana tersebut menimbulkan kerugian sekitar Rp 15 Miliar.

Bantuan demi bantuan mengalir ke Kabupaten Limapuluh Kota sepekan lalu. Belum hilang bencana banjir, kini sudah dating lagi melanda Kabupaten Limapuluh Kota. BMKG masih memprediksi, curah hujan masih tinggi untuk beberapa hari kedepan.

( MWL )

Posting Terkait

JANGAN LEWATKAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *