YUTELNEWS.com | Banyuwangi – Pasar induk Blambangan Banyuwangi akan segera direnovasi dengan bantuan anggaran pusat ( APBN) kurang lebih besarnya bantuan Rp. 200 Milyar. Dan langkah awalnya maka akan segera dilakukan pemindahan sementara ( Relokasi ) pedagang pasar ke tempat lain.
Adapun tempat relokasi sudah ditentukan tempatnya yaitu di kawasan Gedung Wanita yang letaknya di sebelah timur taman Blambangan. Namun demikian upaya relokasi tidak berjalan mulus sebab para pedagang sampai sekarang masih menolak untuk direlokasi. Dengan alasan tempat relokasi ( kawasan Gedung Wanita) tidak strategis serta tempatnya kurang memenuhi syarat untuk kegiatan perdagangan pasar tradisional yang jumlah pedagangnya sangat banyak. Yang ditakutkan pedagang akibat relokasi pasar bertambah sepi dan akan mematikan usahanya.
Kesulitan lainnya dimana pedagang akan kesulitan mengatur dagangannya harus bawa pulang bolak balik dari rumah ke pasar dari pasar ke rumah setiap harinya. Karena dari segi kemanan tidak terjamin sehingga barang dagangan harus dibawa pulang kalau sudah selesai. Ia kalau dagangannya berupa sayur mayur gak ada masalah, tetapi kalau jual pakaian tentu bermasalah. Belum kalau hujan, maka sudah pasti dagangan akan basah kuyup terkena air hujan karena tempatnya yang terbuka dan sempit.
Karena penolakan inilah kemudian Pemerintah Daerah Banyuwangi mengundang hadirkan para pedagang pasar pada hari Senin tanggal 20 Mei 2024 siang hari jam 13.00 Wib untuk diajak berembuk.
Sekitar 50 pedagang yang mayoritas para emak emak ikut hadir mendatangi lokasi Pertemuan. Sayang tidak semua boleh masuk akhirnya yang lain menunggu diluar gedung, sedangkan yang didalam hanya perwakilan saja. Dari pihak pemerintah yang hadir dari Dinas Perhubungan, dari Asisten Bupati, dari Kesbangpol dan dari Dinas koperasi. Para pedagang menyampaikan keberatan dengan alasan tempat relokasinya jauh dari pasar induk, “yang lebih dekat dan strategis itu menurut kami ya di sekitar kawasan taman Blambangan pak, kalau disitu kami jelas setuju Pak” kata salah satu pedagang menyampaikan aspirasinya di forum. Alasan lainnya dari segi keamanan sangat rawan pencuri, rawan juga terkena banjir di waktu hujan dan lapak lapaknya terbuka.
Kemudian daripada itu dialog berjalan alot karena masing masing baik dari pihak pemerintah maupun dari pihak pedagang sama sama mempertahankan pendapatnya sendiri sendiri.
Hingga sampai pertemuan berakhir tidak membuahkan titik temu. Namun Pemerintah mewanti wanti kalau tidak berjalan relokasinya maka kemungkinan dana bantuan tidak bisa cair dan hangus. Sebagaimana biasa ini merupakan bentuk penekanan pemerintah secara halus agar pedagang cepat cepat menerima relokasi kalau tidak mau dikatakan menghambat pembangunan yang digalakkan pemerintah. Tetapi pedagang tak bergeming alhasil sampai akhir musyawarah pedagang tetap menolak jika di relokasi di areal gedung wanita.
Sementara itu Ketua Paguyuban Pedagang Pasar menyatakan “sebelum ada kesepakatan titik temu antara pemerintah daerah dengan pedagang diharapkan jangan ada kegiatan ( pembongkaran ) dulu agar supaya tidak memancing emosi teman teman pedagang yang belum menerima relokasi”.
Sebab upaya upaya itu sudah dilakukan petugas, misalnya kejadian belum lama ini sudah ada pembongkaran atap pada salah satu bangunan meski kemudian tidak dilanjutkan.
Menanggapi hal tersebut BCW ( Banyuwangi Corruption Watch) yang merupakan LSM di Banyuwangi ini menyatakan ” Saya minta Pemerintah Daerah memakai pendekatan dialogis dan persuasif bukan pendekatan represif terkait rencana merelokasi pedagang pasar Blambangan. Dan keberatan keberatan pedagang perlu hendaknya diakomodir” ujar Masruri Ketua BCW ditemui media ini di lokasi Dialog pedagang pasar di Gedung Wanita 20 Mei 2024.
Selanjutnya Masruri menambahkan ” Kami sangat mendukung pembangunan tetapi jangan sampai pembangunan justru mengorbankan rakyat kecil. Untuk itu Pemerintah seyogyanya melakukan perencanaan yang lebih matang dalam upaya relokasi ini, sebab ini menyangkut hidup matinya sumber ekonomi rakyat, gak boleh sembarangan . Sekali lagi pembangunan tidak boleh mengorbankan rakyat kecil itu saja”. Pungkas Masruri.
(Slamet/imam)