Lembaga BCW Bersomasi Dinas Perhubungan Atas Mangkraknya Terminal Wiroguno Kab, Banyuwangi

banner 468x60

YUTELNEWS.com | Banyuwangi – Lembaga BCW ( Banyuwangi Corruption Watch) lembaga swadaya masyarakat yang aktif mengkritisi berbagai ketidak beresan dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Banyuwangi. Maka dalam implementasinya berbagai persoalan tidak luput dari sorotan BCW. Diantaranya pada saat ini BCW menyoroti terhadap mangkraknya terminal bus Wiroguno yang ada di Kecamatan Genteng. Adapun surat somasi telah dilayangkan ke Dinas Perhubungan Kabupaten Banyuwangi pada hari Kamis, 01 Agustus 2024.

Dalam somasi tersebut yang ditandatangani oleh Masruri sebagai Ketua BCW menyatakan bahwa terminal bus Wiroguno di Genteng faktanya saat ini tidak dioperasikan dan terkesan mangkrak. Bahkan kalau malam hari gelap gulita dan tampak suasananya angker.

banner 336x280

Masih menurut Masruri lampu Dishub yang ada di pinggir jalan raya di depan jalur terminal sudah lama dibiarkan mati ” bangunan terminalnya sudah jadi, pertanyaannya kenapa di mangkrakkan? Kenapa gak dioperasionalkan ? tidak hanya itu lampu jalan raya didepan jalur terminal aja sudah lama mati. Apalagi pos penjagaannya kosong melompong tiap hari”. Ujar Masruri.

Dalam hal ini BCW mensomasi ke pihak Dinas Perhubungan agar terminal di operasikan kembali. Dikarenakan ketika tidak dioperasikan dan dibiarkan mangkrak akan mubazir dan akan memunculkan kerugian keuangan negara dan pemerintahlah yang harus bertanggungjawab.

Selain itu harus diketahui bahwa sejarah berdirinya terminal Wiroguno ini penuh dengan pergolakan masyarakat di masa lalu antara yang pro dan yang kontra. Masyarakat awalnya tidak setuju terminal yang semula berlokasi di depan pasar atau sebelah barat kantor pos lalu tiba tiba oleh pemerintah mau dipindahkan ke wilayah pinggiran kota yaitu di Desa Setail Curah Ketangi timur SPBU. Ditambah lagi pengadaan tanah terminal juga bermasalah. Karena dibeli dari dana hasil penjualan tanah milik pemerintah yang lokasinya kantor eks kawedanan.

Mungkin pertimbangannya karena Kawedanan sudah dihapus lalu tanahnya di jual dan uang hasil penjualannya dibelikan tanah untuk terminal baru. Yang mana lokasinya agak jauh dari perkotaan. Sementara tanah eks kawedanan lokasinya strategis di pusat perkotaan, namun demi untuk membangun terminal baru dengan terpaksa tanah eks kawedanan dilepas dijual ke pihak swasta.oleh pemerintah Daerah untuk membeli tanah di pinggiran yang diperuntukkan sebagai terminal bus yang baru.

Dan ketika termeninal sudah selesai dibangun, lambat Laun pergolakan pro dan kontra mereda. Dan sempat terminal di_operasikan. Maka kebijakan pemerintah waktu itu jalur pemberhentian bus di alihkan ke terminal baru. Jadi semua bus baik dari arah barat menuju Kota Banyuwangii maupun dari Timur menuju arah Surabaya diharuskan masuk ke terminal dulu sebelum melanjutkan perjalanannya. Untuk itu di depan jalur terminal pun ada pos penjagaan serta ada lampu tanda agar bus berbelok ke terminal sebelum meneruskan perjalanan.

Masruri juga mempertanyakan apa penyebab terminal baru Wiroguno batal dioperasikan. Padahal dengan dioperasikan terminal bisa mempunyai efek untuk menggerakkan ekonomi masyarakat dan bisa memberikan kontribusi ke pemerintah daerah Banyuwangi untuk peningkatan PAD. Sejalan dengan Masruri, masyarakat di area terminal pun juga sangat mengharap agar terminal bisa dioperasikan kembali ” iya mas, saya sangat setuju bila terminal baru dioperasikan biar masyarakat di wilayah terminal ini memperoleh manfaat misalnya bisa dagang kopi atau bukak warung makan” ujar warga sekitar terminal Wiroguno di Wawancarai media Yutelnews.

(TimRed)

banner 336x280