YUTELNEWS.com | Kampanye Damai yang digagas oleh KPU Jatim dan telah disepakati oleh Tiga Paslon saat di Tugu Pahlawan harus ternodai. Di Media Sosial muncul ajakan untuk melakukan aksi unjuk rasa terhadap kepemimpinan Khofifah Emil di Gedung Grahadi. Kenapa kok baru sekarang bereaksi?
Presidium Aliansi Biru Ceria, Aven Januar mengatakan ditengah situasi memasuki masa kampanye terbuka Pemilihan Gubernur Jawa Timur, seharusnya kelompok pendukung atau tim sukses memilih jalan damai demi menjaga kondusifitas Proses Pemilihan.
“Isu yang diangkat adalah persoalan Dana Hibah, Pertama kasus tersebut sudah disidik oleh KPK sejak November 2023 lalu, dan sampai saat ini juga masih berproses, dalam setiap prosesnya KPK selalu menyampaikan secara terbuka dan tidak ada yang ditutupi, jadi masyarakat jatim lebih percaya menunggu info dari KPK,” jelas Aven Januar pada media, Senin Siang (30/9/2024).
Kedua, lanjut Aven, ketiga paslon sudah menyepakati dan menandatangani kampanye damai dan persaingan yang sehat, serta dapatnya memberikan edukasi demokrasi secara baik.
“Sangat disayangkan, seruan aksi 1 Oktober 2024, justru mencederai proses Pemilihan gubernur ini, yang mana terselenggara dengan tujuan adalah memberikan pendidikan politik, masyarakat Jatim beberapa hari ini sudah berperan aktif dalam berbagai kegiatan kampanye 3 paslon tersebut, seharusnya jangan dicederai dengan kampanye yang tidak elegan seperti itu,” Jelas Aven Januar yang juga mantan Sekjen BEM Fisip Unair.
Yang terakhir dan terpenting menurut Aven bahwa proses hukum sudah seharusnya diserahkan dan masyarakat diajak untuk percaya terhadap proses hukum yang dilaksanakan oleh KPK selama hampir setahun belakangan ini.
“ABC tidak akan mereaksi terlalu keras terhadap aksi tersebut, karena ABC yakin bahwa masyarakat Jawa Timur sudah cerdas memandang hal tersebut, seperti halnya saat Pilpres lalu, bagaimana Jokowi dan Gibran di hina tapi kenyataannya 67% masyarakat Jawa Timur tetap memilih Prabowo-Gibran,” pungkas Aven Januar.
( Siaji )