YUTELNEWS.com | Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Limapuluh Kota, Rahmadinol, menghimbau masyarakat yang ada di kawasan Kabupaten Lima Puluh Kota untuk mewaspadai datangnya bencana kebakaran menghadapi musim kemarau basah yang terjadi saat ini.
Menurut.Rahmadinol, pada musim kemarau basah yang terjadi saat ini bencana non alam di Kabupaten Limapuluh Kota juga mempunyai potensi yang besar.
Hal ini di sebabkan topografi Kabupaten Limapuluh Kota berbukit dan berlembah, juga kehidupan masyarakat bertani yaitu berkebun dan berladang.
“Terjadinya ancaman bencana non alam, salah satunya disebabkan oleh kelalaian manusia. Misalnya, kebakaran hutan dan lahan, mungkin ini salah satu penyebabnya adalah pembukaan lahan baru, ” ujar Rahmadinol.
Lebih jauh diungkapkan Rahmadinol, menurut BMKG kemarau yang terjadi saat ini diatas normal, termasuk di Provinsi Sumatera Barat. Karena Sumbar tidak di bawah normal, tetap dapat mengalami peningkatan resiko bencana, diantaranya kebakaran hutan.
” Untuk itu dihimbau kepada masyarakat untuk tetap siaga, tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar,” ujar Rahmadinol memberikan peringatan.
Kalaksa BPBD Rahmadinol juga menyampaikan bahwa, disela-sela Gelar Pasukan Operasi Patuh Singgalang 2024 tanggal 15 Juli 2024, dia menyempatkan diri berkoordinasi dengan Kapolres 50 Kota AKBP.Syaiful Wachid tentang penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Limapuluh Kota.
” Pada hakekatnya bencana adalah urusan bersama antara Pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi dan pers atau media,” ulas Rahmadinol.
Menghadapi musim kemarau ini, ujar Rahmadinol, BPBD juga telah berkoordinasi dengan UPT KPHL Limapuluh Kota, Damkar Kabupaten Limapuluh Kota dan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat.
Diakui Rahmadinol, pihak BPBD Kabupaten Limapuluh Kota juga telah berkoordinasi dengan Dandim 0306 50 Kota Letkol.Andry Asmara Yudha melalui Pasi Op Kodim Kapt.Inf.Silawandi juga sudah menyiapkan tim satu pleton yang selalu siap turun bersama BPBD jika sewaktu-terjadi ancaman bencana.
Diakhir wawancara Rahmadinol mengingatkan bahwa, cukup pengalaman tahun 2015 dan 2016 jadi pengalaman pahit tentang kebakaran hutan yang terjadi di Kabupaten Limapuluh Kota.
( MAHWEL )