YUTELNEWS.com ||Satu rekaman Video yang beredar di media sosial, diduga pembekalan bagi pendukung ataupun simpatisan Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Kab.Tapanuli Utara(Taput) no urut 1 Satika Simamora–Sarlandy Hutabarat.
Dalam video tersebut, Satika Simamora calon Bupati Taput menarasikan adanya pembagian sertifikat bagi simpatisan maupun pendukung Paslon no urut 1. Dimana nantinya sertifikat itu menjadi tiket, tanda orang orang yang akan dibantu ketika Paslon no urut 1 terpilih jadi Bupati/Wakil Bupati Taput.
Dalam rekaman video itu juga ditegaskan oleh Satika Simamora, bahwa orang orang yang memiliki Sertifikat itu adalah orang baik. Sedang yang tidak memiliki adalah penjahat, karena tidak memilih Satika Simamora–Sarlandy Hutabarat. Bahkan Satika juga menyarankan supaya Sertifikat itu di Laminating
“Dang adong i dang boe annon hu tolong hamu,jangan hilang. Itu sebagai tiket, tanda kita sama sama orang baik. Dang adong i berarti parjahat di, dang dipillit i au (Red–Tidak ada itu, tidak bisa nanti saya tolong kalian, jangan hilang. Itu sebagai tiket, tanda kita sama sama orang baik. Tidak ada itu berarti penjahat itu, tidak memilih saya)” ujar Satika Simamora.
Dan ada dua kali dalam rekaman video tersebut penegasan Satika yang menyebutkan warga yang tidak memilih dia adalah penjahat. Oleh sebab itu, nantinya Satika tidak akan memberi bantuan kepada warga yang tidak memiliki sertifikat.
Menanggapi pernyataan Satika itu, Trijan Agustinus Simanungkalit S.H seorang praktisi hukum berpendapat, ada doktrin pengancaman yang kesannya menakuti warga. Sebab kalau tidak memiliki Sertifikat, maka tidak mendapatkan bantuan. 16/11/2024.
Akan tetapi hal yang paling sensitif menurut Trijan yang juga berprofesi advokat adalah tuduhan bagi orang orang yang tidak memiliki Sertifikat dicap sebagai penjahat. Artinya Satika membangun Paradigma, bahwa warga Taput adalah penjahat karena tidak memilih Paslon no urut 1.
“Satika ingin menanamkan doktrin pengancaman untuk menakuti bagi warga yang tidak memiliki Sertifikat. Akan tetapi hal yang paling sensitif adalah, Satika membangun paradigma, bahwa warga Taput adalah penjahat karena tidak memilihnya” terang Trijan.
Untuk itu perlu kesadaran logika dari seluruh masyarakat Taput untuk menganalisa, mengartikan serta untuk mengerti pesan pesan kampanye yang disampaikan oleh setiap kandidat.
Supaya masyarakat tidak terjebak dengan ambisi ataupun janji muluk kampanye yang dilontarkan Kandidat. Dan agar masyarakat Taput memilih pemimpin yang punya intuisi, punya kreadibilitas, serta punya kompetensi akademis bukan pemimpin yang halusinasi
“Saya mengajak setiap masyarakat Tapanuli Utara untuk sadar secara logika memilih calon Bupati yang punya intuisi, punya kreadilitas, serta punya kemampuan akademis,bukan calon pemimpin yang halusinasi” pungkas Trijan.(BMT.Manalu)