YUTELNEWS.com | Bandung,- Pada tanggal 23 Februari 2025, sebuah acara seni budaya yang penuh semangat digelar di Bandung. Hildan Kristo, seorang budayawan Sunda yang memiliki dedikasi tinggi terhadap pelestarian budaya, bekerja sama dengan Wali Kota Bandung untuk mengadakan pagelaran seni budaya Sunda, dengan fokus utama pada pencak silat. Acara ini bertujuan untuk merebutkan Piala Wali Kota Bandung dan memberikan penghargaan berupa sertifikat piagam kepada para peserta yang menunjukkan prestasi terbaik dalam ajang ini.
Sebanyak 103 paguron (lembaga pencak silat) dari berbagai daerah ikut berpartisipasi, menjadikan acara ini sebagai ajang yang mempertemukan pesilat-pesilat muda berbakat dari seluruh penjuru. Mereka tidak hanya bersaing dalam kemampuan fisik, tetapi juga menunjukkan dedikasi dan kecintaan mereka terhadap budaya Sunda yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Para peserta yang datang berasal dari berbagai latar belakang, namun memiliki satu tujuan yang sama: melestarikan dan memperkenalkan pencak silat sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Sunda.
Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat pemerintah daerah, termasuk perwakilan dari Dinas Pendidikan (Disdik), Dinas Sosial (Dinsos), Kamar Dagang dan Industri (Kadin), serta Dinas Perhubungan (Dishub), yang menunjukkan dukungan penuh terhadap acara yang sangat bermanfaat ini. Kehadiran mereka memberikan pengakuan akan pentingnya menjaga dan mengembangkan budaya lokal dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pidatonya, Hildan Kristo menyampaikan harapan besar bahwa acara ini bisa menjadi agenda tahunan, bukan hanya sebagai ajang perlombaan, tetapi juga sebagai sarana untuk menumbuhkan rasa bangga dan kecintaan terhadap budaya di kalangan generasi muda. “Acara seperti ini sangat penting untuk memberikan ruang bagi anak-anak muda yang berbakat dan positif, serta memperkenalkan mereka kepada budaya leluhur kita yang penuh nilai-nilai luhur,” ujar Hildan.
Di sisi lain, Hildan Kristo juga menekankan pentingnya peran Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI) dalam acara ini. Menurutnya, PPSI harus terus berdampingan dengan Pemerintah Kota Bandung untuk menjaga dan mengembangkan budaya pencak silat, memastikan bahwa tradisi ini tetap hidup di tengah masyarakat, terutama di kalangan generasi muda. Sinergi antara PPSI dan pemerintah kota sangat diharapkan untuk menciptakan program-program yang berkelanjutan, guna memperkuat jati diri budaya Sunda di masa depan.
Rencana kedepan, Hildan Kristo juga menyampaikan niatnya untuk berdampingan dengan Kang Dedi Mulyadi, atau Gubernur Jawa Barat, untuk bersama-sama mengembangkan budaya tatali Karuhun, yaitu budaya yang menghormati para leluhur kita. “Kita harus terus melestarikan budaya ini, khususnya di Jawa Barat, untuk menghormati dan mengenang para leluhur yang telah mewariskan kekayaan budaya yang luar biasa,” ujarnya. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga warisan budaya.
Selain Hildan Kristo, acara ini juga melibatkan Andi Setiadi dan Indra Yana, Dewan Presiden i-Net 99 ID, yang turut memberikan kontribusi ide-ide brilian untuk pengembangan budaya Sunda, khususnya pencak silat. Andi Setiadi dan Indra Yana berbagi visi untuk membawa pencak silat ke level yang lebih tinggi, dengan mengintegrasikan teknologi dan inovasi agar budaya ini tetap relevan dan dapat dikenal lebih luas, terutama oleh generasi muda yang hidup di era digital.
Acara ini tidak hanya sekadar kompetisi, tetapi juga sebuah ajang untuk memperkuat jati diri budaya Sunda yang kaya akan sejarah dan nilai-nilai luhur. Hildan Kristo dan semua pihak yang terlibat berharap bahwa dengan terus dilaksanakannya acara ini, budaya pencak silat dan seni tradisional lainnya akan tetap hidup dan berkembang, serta menjadi kebanggaan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Dien Yoyo.