Perjuangan Gigih Masyarakat Sedanau: Dari Jalan Terjal Menuju Pantai Pasir Marus Hingga Wisata Unggulan

YUTELNEWS.com | Pantai Pasir Marus kini menjadi salah satu objek wisata favorit bagi masyarakat Sedanau, Kabupaten Natuna. Namun, di balik akses jalan yang kini nyaman dan mudah dilewati, tersimpan sejarah panjang perjuangan penuh liku dari para tokoh masyarakat dan pemerintah setempat.

Awal Perjuangan Membangun Akses

Pada tahun 2007, pembangunan jalan menuju Pantai Marus mulai digagas dengan anggaran kompensasi BBM sebesar Rp. 190.000.000 dari program pusat. Dua tokoh masyarakat, Pak Tamam dan Lurah Sedanau saat itu, Haji Muen, berperan besar dalam mengawal proyek ini. Mereka mempercayakan pengelolaan anggaran kepada Junaidi, yang ditunjuk sebagai ketua badan pengelola.

Tantangan besar pun menghadang sejak awal pengerjaan. Salah satu kendala utama adalah kepemilikan tanah warga yang perlu diberi pemahaman agar proyek ini dapat berjalan lancar tanpa harus mengeluarkan biaya ganti rugi. Selain itu, masyarakat juga harus diyakinkan bahwa keberadaan jalan baru ini akan memberikan kemudahan bagi mereka, terutama dalam mengakses kebun dan mengangkut hasil panen seperti cengkeh, kelapa, dan tanaman lainnya.

Kejadian Mistis di Tengah Pembangunan

Tak hanya tantangan teknis, pembangunan jalan ini juga diwarnai kisah mistis yang sulit dijelaskan secara logika. Salah satu kejadian yang menarik perhatian adalah tumbangnya sebuah pohon besar yang berdiri tepat di jalur yang akan dikerjakan. Junaidi, yang merasa terhambat dengan keberadaan pohon tersebut, secara refleks menepuk batangnya dan mengucapkan, “Tumbanglah kau pohon.” Ajaibnya, keesokan harinya pohon itu benar-benar tumbang bersama akarnya.

Selain itu, sebuah batu besar yang disebut “Batu Tukong” dalam bahasa daerah Sedanau, dikenal memiliki aura mistis yang ditakuti warga setempat. Di area tersebut ditemukan banyak ular yang tak biasa—panjangnya sekitar 30 cm dengan warna beragam. Namun, dalam proses pembangunan, ular itu tiba-tiba menghilang dan tidak pernah ditemukan lagi oleh para pekerja hingga proyek jalan selesai.

Pembangunan Hingga Selesai dan Revitalisasi Tahun 2023

Dengan semangat dan kerja keras 20 tenaga kerja yang mengandalkan sarana seadanya, pengerjaan jalan sepanjang 850 meter berhasil diselesaikan dalam waktu tiga bulan, dari Oktober hingga Desember 2007. Pekerjaan dilakukan secara manual dengan tiga tahap utama: pemasangan batu mereng, penimbunan, dan pengerasan.

Pada tahun 2023, pembangunan jalan menuju Pantai Marus kembali mendapatkan perhatian dari pemerintah melalui aspirasi Anggota DPR-RI Cen Sui Lan. Program revitalisasi dilakukan untuk meningkatkan kualitas jalan dengan pengerjaan semenisasi, sehingga akses ke pantai semakin nyaman bagi pengguna jalan bermotor.Harapan besar kembali bagi masyarakat Sedanau, Cen Sui Lan yang dulunya anggota DPR-RI saat ini menjabat sebagai Bupati Natuna. Semoga kedepannya dapat lebih di perhatikan lagi masalah infrastruktur Pembangunan objek wisata pantai pasir marus Sedanau.

Dampak Besar bagi Masyarakat dan Harapan ke Depan

Kini, Pantai Pasir Marus semakin ramai dikunjungi oleh masyarakat Sedanau. Infrastruktur yang lebih baik tidak hanya memberikan kemudahan akses wisata, tetapi juga mendukung aktivitas ekonomi warga, khususnya para petani yang menggunakan jalan ini untuk membawa hasil panen mereka.

Harapan besar masih tertuju kepada Pemerintah Kabupaten Natuna agar terus meningkatkan infrastruktur di area pantai. Masyarakat menginginkan fasilitas publik yang lebih memadai agar Pantai Pasir Marus semakin berkembang dan mampu menarik lebih banyak wisatawan. Dengan perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat, pantai ini berpotensi menjadi ikon wisata unggulan Natuna yang semakin maju di masa depan.

Pantai Pasir Marus bukan hanya sekadar destinasi wisata, tetapi juga simbol perjuangan masyarakat Sedanau dalam memperjuangkan pembangunan demi kesejahteraan bersama.

(Darmansyah)

Posting Terkait

JANGAN LEWATKAN

NEWS FEED