Apresiasi Bupati Natuna kepada Penjaga Laut Dinilai Salah Tempat

YUTELNEWS.com | Di tengah maraknya aktivitas kapal ikan asing (KIA) yang semakin merajalela di perairan Laut Natuna, ucapan apresiasi dan terima kasih dari Bupati Natuna kepada salah satu instansi penjaga laut justru memantik kekecewaan dan tanda tanya besar dari masyarakat nelayan.

Alih-alih menyoroti lemahnya pengawasan dan meningkatnya rasa takut nelayan lokal untuk melaut, sang bupati memilih memberikan pujian atas apa yang disebut sebagai “penjagaan laut”. Sayangnya, ucapan ini dinilai jauh dari kenyataan di lapangan. Kapal-kapal asing berukuran besar terus melanggar batas wilayah tangkap, sementara nelayan lokal merasa makin tersingkir dan tidak terlindungi.

“Keamanan yang mana yang dimaksud Pak Bupati? Kami justru takut melaut karena banyaknya kapal asing. Kalau laut benar-benar dijaga, kenapa kami yang orang Natuna malah kalah di kampung sendiri?” ungkap seorang nelayan berinisial JK, mewakili suara sejumlah nelayan yang menyampaikan keluhan mereka ke media melalui pesan WhatsApp pada Kamis, 4 Juli 2025.

JK juga mempertanyakan apakah Bupati Natuna benar-benar tidak mengetahui kondisi di lapangan, mengingat berbagai keluhan nelayan sering kali viral di media sosial seperti Facebook dan TikTok. “Kalau beliau aktif mengikuti media, pasti tahu nelayan sering unggah video dan foto kapal KIA yang beroperasi di wilayah tangkap kami. Tapi kenapa tetap seolah tak tahu?” katanya heran.

Lebih jauh, JK berharap bupati tidak hanya mendengar laporan atas meja, tetapi juga turun langsung berdialog dengan nelayan-nelayan yang benar-benar berlayar ke perbatasan, yang tahu persis apa yang terjadi di laut.

Ucapan terima kasih dari kepala daerah ini justru dianggap sebagai bentuk ketidakpekaan terhadap penderitaan para nelayan. Saat para pejuang laut kecil berjuang untuk bertahan, sang pemimpin malah terlihat seperti menutup mata dan bertepuk tangan.

Ini bukan semata soal simbolik, tetapi menyangkut keberpihakan. Apakah pemimpin akan berdiri bersama rakyatnya yang kecil, atau justru larut dalam permainan pencitraan belaka?

Nelayan Natuna kini menunggu tindakan nyata. Bukan janji, bukan basa-basi, dan bukan pula apresiasi yang salah arah. Sebab jika laut sendiri sudah tidak lagi aman bagi nelayan, lalu kepada siapa mereka harus berharap? /Tim

Posting Terkait

JANGAN LEWATKAN

NEWS FEED