Lilin, Bunga, dan Kutukan: Solidaritas IJTI Tapalkuda untuk Jurnalis Gaza

YUTELNEWS.com | JEMBER – Lima jurnalis Palestina yang bekerja untuk Al Jazeera tewas dibantai tentara Israel. Darah para pekerja media itu tumpah di Gaza, dan dunia kembali diingatkan: kebebasan pers sedang diinjak-injak.

Mereka bukan sekadar nama di layar: koresponden Anas Al-Sharif, Mohammed Qreiqeh, juru kamera Ibrahim Zaher, Moamen Aliwa, dan asisten juru kamera Mohammed Noufal. Kelimanya gugur saat menjalankan tugas jurnalistik, dibunuh dengan dalih murahan: tuduhan keterlibatan militer.

Serangan itu terjadi bersamaan dengan pemboman yang menewaskan sedikitnya 52 warga Palestina pada Minggu (10/8/2025). Dunia boleh terdiam, tapi tidak di Jember.

Hari ini, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Koordinator Daerah Tapalkuda turun ke jalan. Dari Kantor IJTI di Jalan Dewi Sartika, mereka longmarch ke Alun-Alun Kota Jember. Orasi menggema, kutukan terhadap kebiadaban Israel dilontarkan bergantian.

Lilin dinyalakan. Bunga ditabur di bawah foto kelima korban. Doa bersama dipanjatkan, mengheningkan cipta untuk mereka yang dibungkam peluru.

Ketua IJTI Tapalkuda Tomy Iskandar menegaskan, serangan terhadap jurnalis adalah serangan terhadap demokrasi dan kemanusiaan.

“Kebebasan pers adalah hak asasi yang harus dilindungi di seluruh dunia. Apa yang dilakukan Israel adalah tindakan biadab, di luar batas kemanusiaan, dan tidak sesuai dengan semangat kebebasan pers,” ujarnya.

IJTI Tapalkuda mendesak pemerintah Indonesia untuk bersuara lantang di forum internasional, menekan Israel, dan menghentikan kekerasan terhadap pekerja media di wilayah konflik.

Pesan mereka jelas: membunuh jurnalis sama dengan membungkam kebenaran. Dan itu tidak akan pernah dibiarkan tanpa perlawanan.

 

(Red)

Posting Terkait

JANGAN LEWATKAN