YUTELNEWS.com | Banyuwangi – Perhelatan Pilkada Banyuwangi sebentar lagi akan digelar. Dan tak bisa dielakkan suhu politik di bumi Blambangan sudah mulai terasa panasnya. Dua pasang calon head to head tinggal menunggu ditetapkan KPU. Namun masing masing Paslon sudah pasang kuda kuda meskipun belum ada ketetapan dari KPUD Terus bergerilya mencari dukungan masyarakat. Calon Bupati Incumben Ipuk Festiandani yang berpasangan dengan Mujiono sebagai Cawabup akan berhadapan dengan pasangan Calon Bupati Ali Makki Zaini yang akrab disapa Gus Makki yang berpasangan dengan Ali Ruchi sebagai Cawabup. Selasa 10/09/2024.
Namun dalam konteks menuju Pilkada yang bersih tanpa ada kecurangan di Bumi Blambangan ini nampaknya masih harus melewati jalan terjal dan penuh rintangan. Sehingga perlu ada pengawasan yang ekstra ketat tidak hanya dari Bawaslu tapi juga peran aktif dari para aktifis, media maupun Masyarakat itu sendiri. Sebab potensi kecurangan itu sangat besar lantaran salah satu pasangan adalah pemegang kekuasaan saat ini yaitu pasangan Ipuk yang Incumben dengan Mujiono yang menjabat Sekda yang sampai hari ini tidak mau mundur. Dalam konteks ini pemegang kekuasaan akan cenderung menggunakan kekuasaannya meraih suara sebanyak banyaknya. Mereka akan memakai cara cara yang mungkin masyarakat umum kebanyakan tidak tahu misalnya penggunaan dana APBD untuk menggerakkan mesin mesin politik untuk menenangkan Pilkada. Tidak hanya itu kekuatan Incumben ini disokong pula oleh suaminya yang menjabat Menteri yang tidak lain adalah Abdullah Azwar Anas seorang Menteri Pendaya gunakan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi ( Menpan RB). Karena tentu seorang menteri punya pengaruh besar apalagi Menpan RB yang memiliki kekuasaan besar mengendalikan ASN dan aparatur Negara.
Dana APBD dan hubungan kekeluargaan yang memiliki relasi atas kekuasaan adalah potensi kecurangan itu.
Sudah bukan rahasia lagi fee proyek menjadi syarat bagi kontraktor yang minta pekerjaan proyek pengadaan barang dan jasa. Diduga fee proyek dinaikkan, yang menyebabkan kontraktor makin berat menanggung beban biaya untuk ikut menanggung biaya pencalonan. Persetan dengan adagium Demokrasi berpijak dari suara rakyat sudah terpinggirkan oleh cawe cawe dan bagi bagi proyek. Begitulah keadaannya menghitung kekuatan incumben.Seorang Anas memang dikenal lihat bermain politik yang Jadi Bupati Banyuwangi dua periode kemudian menyorongkan istrinya sebagai penggantinya. Maka sempurnalah pertahanan kekuasaan dinasti untuk menghadapi pilkada 2024 untuk mendudukkan istrinya kembali jadi Bupati Banyuwangi. Tetapi lawan Ipuk juga bukan orang sembarangan.
Gus Makki yang mantan ketua PC NU memiliki jaringan yang kuat di grasroot. Dan Ali Ruchi seorang birokrat yang juga jaringan dibawah. Langkah Anas menghadapi lawan tangguh seperti kepanikan memborong rekom habis. Habis itu borong ASN dan kades dan aparatur birokrasi.Main sapu bersih hingga semua partai bisa ditaklukannya Karena memang kekuatan bukan kaleng kaleng penggabungan APBD dan kekeluargaan yang berelasi kekuasaan. Hanya tersisa satu partai saja yang tidak merapat ke pasangan Ipuk_ Mujiono yaitu PKB. Seandainya saja tidak ada putusan MK maka dipastikan lawan IMUN adalah bumbung kosong. Begitu pula Bunga Desa secara tidak langsung program ini tidak lebih untuk mengkonsolidasikan Kades Kades dan ASN dan lurah lurah untuk mendukung IMUN ( Ipuk_Mujiono) .
Tidak hanya bunga desa tetapi juga program program lainnya full mengarahkan aparatur mendukung Incumben. Adanya fenomena seperti ini Lembaga Swadaya Masyarakat BCW angkat bicara seperti yang disampaikan ketua BCW Masruri menyatakan ” Saya mendesak Bupati dan calon dari ASN segera mundur karena kalau tidak maka akan berpotensi menggunakan dana APBD untuk kampanye yang itu berarti melegalkan kecurangan terselubung “.
Selanjutnya Masruri menegaskan ‘ ASN, pejabat birokrasi, Kepala Dinas, TNI/POLRI, Kepala Desa/ Lurah harus netral dalam pemilihan Bupati, tidak boleh karena calonnya adalah atasannya terus memihak itu mencederai demokrasi dan mengingkari amanat undang undang”
(Tim Red)