YUTELNEWS.com | Banyuwangi – Pasar di kabupaten Banyuwangi yang dulu berdiri megah dan ramai pembeli dan menjadi ikon warga Banyuwangi kini tinggal puing puing. Pasar tersebut sudah dibongkar hingga rata dengan tanah. Padahal kalau dilihat kondisi pasarnya masih bagus. Kenapa dibongkar ?

pemerintah Daerah kabupaten Banyuwangi beralasan karena pasar Banyuwangi akan direvitalisasi yang lebih megah dan moderen dengan anggaran dari pusat mencapai Rp. 200 Milliar. Namun para pengamat dan aktifis menilai bahwa Pembongkaran pasar terkesan dipaksakan dan terburu buru, sementara anggarannya belum siap. Akibatnya para pedagang setengah dipaksa untuk segera keluar dari pasar pindah di tempat relokasi di area Gedung Wanita. Tetapi begitu pedagang di relokasi pasar tidak kunjung dibangun alias mangkrak. Apalagi ini mau menghadapi ramadhan yang sangat diharapkan para pedagang, ” tetapi biasanya di bulan ramadhan muncul pasar kaget yang efeknya pasar relokasi ini akan semakin tambah sepi” ujar pedagang Konveksi bernama Pak Holik. Inilah curhatan pedagang ketika media ini mengadakan kunjungan. Rabu 02 Oktober 2024.

Nasib pedagang sedang tidak baik baik saja. Sementara mereka harus menanggung kebutuhan keluarganya. ” Bagaimana lagi pak, ya mau gak mau harus terimalah kondisi seperti ini kita ini hanya orang kecil. pembeli makin sepi sementara kami harus membiayai keluarga kami untuk makan dan membiayai anak sekolah” keluh salah seorang pedagang yang berjualan sandal dan sepatu yang berlokasi didalam gedung wanita.

Keluhan rata rata ditempat relokasi dirasakan pedagang tidak senyaman ketika berdagang di pasar. Kondisi pasar semakin sepi terutama yang bertempat di loss belakang. Tidak hanya sepi lebih dari itu yang katanya loss gratis ternyata para pedagang masih ditarik jutaan rupiah untuk bisa menempati loss relokasi. Ini kenyataan yang sungguh memilukan dan pedagang benar benar menjerit dan tidak bisa berbuat apa apa menghadapi kenyataan pahit ini ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula. Sementara modal makin hari terus terkuras karena pasar sepi” bisa bisa kalau begini terus kami gulung tikar pak” ujar salah seorang pedagang sayur. Dan sebagian.pedagang memang sudah tidak tampak bukak lagi karena sepinya pasar.

Menanggapi hal ini BCW sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat di Banyuwangi angkat bicara, sebagaimana dinyatakan oleh Masruri selaku ketua BCW menyatakan ” Anggaran untuk membangun relokasi pasar Banyuwangi itu diambil dari APBD sehingga tidak ada alasan pedagang ditarik lagi apapun alasannya”. Disamping itu Masruri menyoroti pembangunan pasar relokasi yang terindikasi korupsi ” Pembangunan relokasi ini anggaranya mencapai kurang lebih 3 Miliar, itupun materialnya sebagian juga dari hasil bongkaran dipasang lagi seperti Kanopi, dan ironisnya kenapa masih ditarik lagi para pedagang ini”. imbuh Masruri.

Sedangkan material bongkaran yang lain seperti kayu kayu dan besinya sudah raib entah kemana. Material material bongkaran tersebut yang mestinya bisa dilelang untuk pemasukan negara justru diduga digelapkan oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab yang menggunakan situasi tidak nyaman ini untuk mencari keuntungan diri sendiri.

Mengenai pasar yang tidak kunjung dibangun Masruri mendesak agar pemerintah transparan apa yang terjadi sebenarnya kenapa pasar dibiarkan mangkrak ” Pemerintah harus transparan kenapa tidak segera dibangun, jangan sampai pemerintah sendiri ternyata korban PHP dari pusat, sebab masalahnya pasarnya sudah hilang. ini pasar sudah terlanjur diratakan dengan tanah jangan bilang nanti dananya masih belum siap atau kontraktornya masih bermasalah tapi ujung ujung kena prank ” pungkas Masruri

(Tim Red)

By Admin02

You cannot copy content of this page