YUTELNEWS.com | Kecamatan Air Sugihan, salah satu wilayah terluar di Kabupaten Ogan Komering Ilir, memiliki 19 desa yang dikenal dengan sebutan “jalur.” Meski dikelilingi oleh perusahaan besar seperti PT OKI Pulp & Paper, perusahaan industri kertas terbesar kedua di Asia di bawah Sinar Mas Group, serta PT SAM L yang bergerak di bidang perkebunan sawit, kondisi infrastruktur di daerah ini justru memprihatinkan.
Jalan-jalan di seluruh kecamatan rusak parah. Hingga kini, jalanan masih berupa tanah liat dan tanah merah yang semakin sulit dilalui saat musim hujan. Akibat curah hujan tinggi, akses transportasi terganggu, bahkan petani di Jalur 23, 25, dan sebagian 27 mengalami gagal panen. Air yang naik ke permukaan menyebabkan sawah terendam, membuat panen padi tahun ini berantakan.Sabtu, 22 Maret 2025
Ironisnya, Air Sugihan berhasil melahirkan tiga anggota DPRD kabupaten dari Fraksi PAN, PKB, dan Golkar dalam Pemilu Legislatif 2024. Bahkan, Camat Air Sugihan baru-baru ini mendapatkan penghargaan sebagai Camat Cerdas. Namun, keberhasilan di sektor politik belum berbanding lurus dengan pembangunan infrastruktur bagi masyarakat.
Menurut Muhammad Nurkholis, Ketua PMII Kab. OI sekaligus Bendahara Nasional BEM PTNU Se-Nusantara yang juga merupakan Pemuda Asli Airsugihan. Solusi utama dari permasalahan ini adalah optimalisasi dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan besar yang beroperasi di Air Sugihan. “Saya membayangkan betapa indahnya Air Sugihan jika CSR dari masing-masing perusahaan tepat guna dan ada sinergi antara pemerintah serta masyarakat untuk membangun jalan cor atau aspal,” ujarnya.
Harapan masyarakat kini bergantung pada kolaborasi antara pemerintah, tokoh agama, tokoh adat, serta seluruh elemen masyarakat. Jika semua pihak bersatu, bukan mustahil impian jalan beraspal di Air Sugihan bisa segera terwujud.
Sementara itu, Efendi warga desa Muktijaya kecamatan Airsugihan mengatakan kondisi infrastruktur saat ini merupakan sebuah Ironi dan berbanding terbalik dengan keberadaan perusahaan perusahaan besar bertaraf internasional yang ada di Airsugihan.
Harusnya Pemerintah setempat malu dengan kondisi jalan yang hancur lebur. Selain perlu dipertanyakan bagaimana konsep pembangunan jalan juga apa sumbangsih perusahaan perusahaan tersebut untuk masyarakat Airsugihan, jangan menunggu viral dan menjadi gejolak di masyarakat, dan jangan selalu menyalahkan curah hujan yang tinggi, terlebih sebentar lagi akan Lebaran Idul Fitri. Masyarakat meminta pemerintah, baik pemerintah kecamatan maupun kabupaten OKI untuk capat merespon hal ini, sebelum menjadi gejolak di masyarakat dan pembahasan akan meluas ,bukan hanya tentang kondisi jalan saja, tetapi Listrik yang dayanya kurang, penyerapan tenaga kerja di perusahaan SAML juga OKI PULP harus memprioritaskan pemuda Airsugihan. ujar Fendi.
(Esb)