YUTELNews.com | Kenaikan harga beras sekitar 2 bulan setengah di tahun 2023 ini sangat dirasakan dampaknya oleh masyarakat, tidak menutup kemungkinan oleh para pedagang beras eceran yang mengaku menurun omset penjualanya.
Salah satu pedagang eceran beras Mak ‘Onah’ warga Desa Alasmalang Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi, Mak Onah mengaku semenjak 2 bulan terakhir ini penjualan beras mulai agak kendor dikarenakan harga beras naik hingga 14.000 hingga 15.000 perkilonya, yang tadinya sekisaran 13.000 ribu dan 12.000ribu. Ia juga mengaku jika penjualan saat ini hanya sekitar 20 sampai 25 kg perharinya.
“Saya jualan ya hanya tetangga sekitaran sini saja, cuma habis 20 Kg paling banter 25 kg setiap harinya,” papar Mak Onah, Rabo (01- November- 2023).
Sementara, tingkat penurunan pembeli sendiri dapat dilihat dari menurunnya takaran kiloan beras yang tadinya para pembeli biasanya setiap beli beras bisa 2 kg kini hanya bisa membeli 1 setengah kg saja.
“Ya menurunya itu bukan tidak beli beras, tapi biasanya beli 2 kilo sekarang cumak 1 kilo setengah”, tutur Mak Onah.
Lanjut Mak Onah, akibat naiknya harga beras ini diakuinya juga ikut menurunkan laba dan juga naiknya modal, otomatis keadaan ini sangat menekan bagi masyarakat kecil.
“Beras yang saya jual 15.000 perkilo itu yang katanya beras premium sekarang saya belinya 142.000 jika habis satu sak yang isinya 10 kg itu untungnya 8000, nah yang saya jual 14.000 perkilonya itu saya belinya 131.000, jadi modal semakin bertambah tapi keuntungan tetap saja, dan itunganya rugi bagi pedagang,” katanya.
Dari perbandingan tingkat laku atau tidaknya, menurutnya, lebih keras beras yang harga 14.000, dari situ bisa dapat disimpulkan bahwa indeks daya beli masyarakat mulai menurun,”
yang paling laris yang harga 14.000 ribu itu, bandingannya 2 dengan 1, yang harga 14.000, bisa 2 kilo, yang 15.000 ribu cumak 1 kilo,” tutupnya.
(Ilham Sodik )