YUTELNEWS.com | Tim Universitas Malikussaleh (Unimal) bersama masyarakat Gampong Cot Trueng, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara, melakukan pemanenan sayuran yang menggunakan pupuk organik cair (POC) bonggol pisang, hari Senin (27/11/2023).
Pemanenan berlangsung di kebun percontohan di Gampong Cot Trueng.
Dari pihak Unimal, hadir Ichsan, Ph.D (dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis) serta Dr. Nilahayati, S.P., M.Si dan Nazimah, S.P., M.Si (dosen Fakultas Pertanian). Sementara itu, dari kalangan masyarakat Gampong Cot Trueng tampak sejumlah petani, ibu rumah tangga, dan pelajar.
Kegiatan pemanenan dilakukan setelah sekitar sebulan sebelumnya tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Unimal ini melakukan pelatihan pembuatan POC dengan bahan dasar bonggol pisang. Pelatihan, yang dilanjutkan dengan cara penggunaan POC pada tanaman sayuran ini, diselenggarakan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat Gampong Cot Trueng.
Bonggol pisang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan POC karena mengandung banyak nutrisi. Bagian dari tanaman pisang itu sayangnya sering diabaikan begitu saja setelah tanaman pisang berbuah. Oleh karenanya, tim PKM Unimal, yang dipimpin oleh Ichsan, Ph.D, melaksanakan kegiatan pelatihan pembuatan pupuk organik cair dari bonggol pisang ini.
Masyarakat Cot Trueng dengan gembira dan penuh semangat mengikuti kegiatan. Bersama-sama dengan tim pengabdian Unimal mereka melakukan pemanenan, dan setelah itu tak lupa membawa pulang sayuran hasil panen.
Syamsiah, atau yang biasa dipanggil Kak Syi, salah seorang ibu rumah tangga, sangat puas dengan kegiatan yang dilaksanakan.
“Sayuran bayam hasil panen lebih tinggi dan daunnya lebih lebar dibandingkan dengan bayam yang tanpa menggunakan pupuk yang ditanam di kebun percontohan. Saya merencanakan menggunakan pupuk ini untuk sayuran yang akan saya tanam nanti di pekarangan rumah,” ujarnya.
Dr. Nilahayati, S.P., M.Si., anggota tim pengabdian Unimal, menjelaskan keuggulan dan manfaat penggunaan POC bonggol pisang.
“Penggunaan POC bonggol pisang dapat memperbaiki struktur tanah karena mengandung mikrobia pengurai bahan organik yang berguna bagi peningkatan kesuburan tanah, sehingga dapat meningkatkan produksi sayuran,” ungkapnya.
Meskipun hasil pemanenan sayuran memuaskan, tetapi masih ada persoalan menyangkut pengendalian hama. Pada saat memasuki umur panen, bayam yang ditanam diserang ulat. Ichsan, Ph.D, menyampaikan di waktu mendatang tim akan membuat pelatihan penggunaan pestisida alami untuk menanggulanginya.
“Ke depan kami merencanakan untuk menyelenggarakan pelatihan teknik pembuatan pestisida nabati untuk pengendalian hama tanaman sayuran, dengan demikian proses budidaya yang dilakukan akan mendukung program pertanian bekerlanjutan,” pungkasnya.
(Ary)