YUTELNEWS.com | Kab. Bandung Barat,– Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat (Dinkes KBB) menggelar acara Sosialisasi Public Safety Center (PSC) 119, kepada para supir ambulance desa Se-KBB, dalam rangka penguatan jejaring Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT).
Acara tersebut dilaksanakan di Bale Gempungan Gedung B, tepatnya di kompleks perkantoran kepemerintahan Kabupaten Bandung Barat (Pemda KBB). Rabu, (19/02/2025).
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) adalah mekanisme pelayanan terpadu yang dirancang untuk menangani pasien atau korban dalam kondisi gawat darurat secara cepat dan tepat. Sistem ini mencakup pelayanan pra-rumah sakit, di rumah sakit, dan antar rumah sakit, dengan tujuan utama meningkatkan akses dan mutu pelayanan kegawatdaruratan serta mengurangi angka kematian dan kecacatan.
Di Indonesia, implementasi SPGDT diwujudkan melalui pembentukan Public Safety Center (PSC) dengan nomor panggilan darurat 119. PSC 119 berperan sebagai pusat koordinasi yang menerima panggilan darurat dari masyarakat dan mengoordinasikan respons cepat melalui pengiriman ambulans serta tenaga medis ke lokasi kejadian.
Layanan ini beroperasi 24 jam sehari untuk memastikan penanganan segera terhadap kasus-kasus gawat darurat.
Di Kabupaten Bandung Barat khususnya, implementasi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) dikelola oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat.
Meskipun informasi spesifik mengenai operasional Public Safety Center (PSC) 119 di wilayah ini tidak secara eksplisit disebutkan dalam sumber yang tersedia, masyarakat yang membutuhkan layanan kegawatdaruratan medis, disarankan untuk menghubungi fasilitas kesehatan terdekat, seperti puskesmas atau rumah sakit, untuk mendapatkan bantuan segera.
Dr.Ridwan Abdulah Saputra, Selaku Kepala Dinas Kesehatan KBB menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah sosialisasi tentang bagaimana cara memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

“Pertama kita launching PSC 119, untuk melakukan kegiatan khususnya kepada para supir ambulance, jadi kegiatan ini tentunya dalam rangka memberikan layanan kepada masyarakat untuk lebih cepat kemudian efektif dan aman. Pertama mulai dari merujuk pasien dari rumah atau dari pasilitas kesehatan pertama, sampai ke pasilitas kesehatan rujukan,”jelasnya.
“Jadi supaya berjalan dengan aman sesuai dengan prosedur, karna disini juga ada materi septy driving nya, jadi dalam membawa pasien itu ada prosedur, jadi tidak semua pasien itu harus di bunyikan shrine misalnya kan ada dari pasien tertentu.”tambah Dr. Ridwan.
Selain itu, Dr. Ridwan juga menjelaskan selain kegiatan sosialisasi, dirinya juga memberikan pelatihan tentang bantuan hidup dasar kepada para supir ambulance.
“Dalam kegiatan ini kita juga akan memberikan pelatihan tentang bantuan hidup dasar kepada supir ambulance, karna ujung tombak keselamatan transportasi pasien rumahsakit rujukan adalah supir ambulance,”jelasnya.
“Ini juga sekarang kita udah mulai memberikan pelatihan untuk bantuan hidup dasar. Kegiatan seperti ini sudah kesekian kalinya di laksanakan, sebelumnya kita mengadakan kegiatan seperti ini untuk para supir dan ajudan bupati, sekda dan para OPD,”tambahnya
“Dan sebelumnya kita juga sudah melakukan kegiatan sosialisasi PSC ini ke masyarakat luas, kemudian juga pada saat kegiatan PSC on the street yang di laksanakan di kota baru Parahyangan, dan kemudian sekarang untuk para supir ambulance, dan kita harapkan juga untuk masyarakat lainnya,”tambahnya kembali.
Ridwan berpesan, agar para supir ambulance untuk tetap mentaati prosedur dan mengimbau untuk terus meningkatkan pengetahuan pentingnya menjadi supir ambulance yang baik dan benar.
“Saya mengimbau untuk para supir ambulance untuk selalu mentaati prosedur dan yang paling penting adalah tingkatan pengetahuan dan pengalaman sebagai ilmu bagaimana peran dari seorang supir ambulance yang baik dan benar,”imbuhnya.
“PSC ini sebagai ujung tombak untuk up great tentang keilmuan kesehatan bagi masyarakat.”Pungkasnya
Dien TR