Denyut Ekonomi Dua Serumpun: Lima Puluh Kota dan Payakumbuh

PAYAKUMBUH, YUTELNEWS.COM —Pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat, terutama di Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kota Payakumbuh, menunjukkan pemulihan pasca pandemi dengan karakteristik yang berbeda. Dua wilayah ini menjadi cermin kesejahteraan masyarakat dan arah pembangunan di daerah pada, Kamis (02/10/2025).

Lima Puluh Kota ;

• Pertumbuhan Ekonomi tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Lima Puluh Kota mencapai 4,55% meningkat dari 4,02% pada 2022.

• Sektor Unggulan Pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan penyumbang besar PDRB lebih dari 31%.

• Tantangan ketergantungan pada sektor primer menyebabkan kerentanan terhadap fluktuasi harga dan iklim tidak menentu. Diversifikasi industri dan jasa masih lemah.

• Strategi Pengembangan Pemerintah daerah berupaya mendorong UMKM, pariwisata, dan infrastruktur sebagai penopang baru. Kearifan lokal, terutama peran ninik mamak, memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan pembangunan tradisional dan modern.

Payakumbuh

• Pertumbuhan Ekonomi tahun 2023 pertumbuhan ekonomi Payakumbuh mencapai 4,70% sedikit di atas rata-rata provinsi (4,62%).

• PDRB Per Kapita mencapai Rp 62,02 juta per orang per tahun menunjukkan perbaikan kesejahteraan.

• Basis Ekonomi kota ini didorong oleh perdagangan, jasa, dan industri kecil, dengan semangat wirausaha yang aktif.

• Tantangan Perluasan daya saing dan penguatan basis produksi serta ketahanan terhadap pertumbuhan nasional yang cepat.

Lima Puluh Kota dan Payakumbuh masing-masing memiliki karakteristik ekonomi yang unik—satu lebih agraris dan satu lagi lebih perkotaan.

Meskipun dalam jalur pemulihan kedua wilayah ini perlu bertransformasi untuk mengatasi tantangan mereka.

Lima Puluh Kota harus mengurangi ketergantungan pada sektor primer sedangkan Payakumbuh perlu mengembangkan ekonomi kreatif dan digital.

Peran ninik mamak dalam pembangunan sangat penting menghubungkan tradisi dengan kemajuan. Keterlibatan mereka dapat memastikan pembangunan berlangsung selaras dengan nilai budaya.

Kepala daerah di kedua wilayah harus merangkul lembaga adat dalam setiap langkah menghindari intervensi politik sempit agar pembangunan dapat benar-benar dirasakan oleh masyarakat.

Tanpa data yang transparan, kebijakan akan menjadi tebakan. Pembangunan sejati adalah saat kemajuan nyata terlihat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

(By Yudi Tamrin)

(MMD)

Posting Terkait

JANGAN LEWATKAN