Momentum hari jadi ke-26 Kabupaten Natuna, Camat Bunguran Barat pimpin upacara refleksi sejarah dan visi-misi daerah

PEMERINTAHAN45 Dilihat

Bunguran Barat, Yutelnews.com
Dalam rangka memperingati hari jadi ke-26 Kabupaten Natuna, Pemerintah Kecamatan Bunguran Barat melaksanakan upacara peringatan yang berlangsung khidmat dan penuh makna di halaman kantor Camat Bunguran Barat, pada Minggu, 12 Oktober 2025.
Bertindak sebagai inspektur upacara, Camat Bunguran Barat Haidir, yang dalam amanatnya mengajak seluruh peserta upacara untuk menjadikan momentum hari jadi ini sebagai refleksi sejarah dan motivasi membangun Natuna ke arah yang lebih baik dan sejahtera.

Dalam amanatnya, Haidir menegaskan pentingnya memahami sejarah berdirinya Kabupaten Natuna serta mengamalkan visi dan misi daerah sebagai pedoman bersama dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di wilayah perbatasan tersebut.

“Sejarah panjang Natuna dan visi-misi yang telah dirumuskan pemerintah daerah menjadi landasan kuat untuk menumbuhkan semangat generasi muda yang beradab, berakhlak mulia, peduli, dan berprestasi. Kita harus bersama-sama menjaga nilai-nilai luhur ini demi kemajuan dan kesejahteraan rakyat Natuna,” ujar Camat Haidir dalam amanatnya.

Awak Yutelnews turut mengutip bagian terpenting dari sejarah serta visi dan misi Kabupaten Natuna dalam momentum upacara tersebut sebagai pengingat sekaligus motivasi bagi generasi muda untuk terus menanamkan semangat cinta daerah dan berperan aktif dalam membangun masa depan Natuna yang lebih baik.

Sejarah singkat Kabupaten Natuna

Kabupaten Natuna memiliki perjalanan sejarah panjang yang tidak terlepas dari dinamika wilayah Kepulauan Riau. Sebelum menjadi daerah otonom, Natuna merupakan bagian dari Kabupaten Kepulauan Riau. Berdasarkan Surat Keputusan Delegasi Republik Indonesia Provinsi Sumatera Tengah tanggal 18 Mei 1956, Kepulauan Riau resmi digabungkan ke dalam wilayah Republik Indonesia dan ditetapkan sebagai daerah otonomi tingkat II, dengan seorang bupati sebagai kepala daerah yang membawahi empat kewedanan. Salah satunya adalah Kewedanan Pulau Tujuh, yang mencakup wilayah Kecamatan Jemaja, Siantan, Midai, Serasan, Tambelan, Bunguran Barat, dan Bunguran Timur.

Kewedanan tersebut dihapus berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau Nomor: UP/247/5/165 tanggal 9 Agustus 1964, yang mulai berlaku pada 1 Januari 1966. Sejak saat itu, sistem kewedanan ditiadakan dan wilayah Natuna mulai dikelola langsung di bawah struktur pemerintahan kabupaten.

Jauh sebelum masa kemerdekaan, sejarah mencatat pada tahun 1908, di wilayah Pulau Bunguran pernah ditempatkan seorang penguasa Belanda bernama Van Kerkhoff, yang bermarkas di Tanjung Belitung (Binjai), di depan Pulau Sedanau.

Pada tahun 1842, melalui perjanjian Treaty of London, Belanda dan Inggris membagi daerah kekuasaan jajahannya di Asia Tenggara, yang turut menentukan batas wilayah kekuasaan hingga ke kawasan Natuna.

Kemudian, pada tahun 1911, Sultan Abdul Rahman Al Muazzam Syah bersama Tengku Besar Umar dimakzulkan oleh pemerintah kolonial Belanda. Kesultanan Riau-Lingga resmi dibubarkan pada tahun 1913, dan seluruh Datuk Kaya di Riau dikumpulkan untuk menerima pembagian wilayah Pulau Tujuh, yang kemudian terdiri dari dua kelompok besar, yakni:

1. Wilayah Datuk Kaya Pulau Bunguran, yang terbagi menjadi Bunguran Barat dan Bunguran Timur, sedangkan Pulau Panjang berdiri sendiri.

2. Wilayah Datuk Kaya Jemaja, yang terdiri dari Ulu Maras dan Kuala Maras.

Seiring dengan semangat otonomi daerah di era reformasi, Kabupaten Natuna resmi terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999, yang memisahkan wilayah Natuna dari Kabupaten Kepulauan Riau. Saat itu, Natuna memiliki enam kecamatan awal, yaitu Bunguran Timur, Bunguran Barat, Bunguran Utara, Midai, Serasan, dan Jemaja.

Pada tahun 2004, jumlah kecamatan bertambah menjadi sepuluh melalui pembentukan beberapa kecamatan baru, seperti Pal Matak, Subi, Bunguran Utara, dan Pulau Laut. Selanjutnya, pada tahun 2007, wilayah Natuna berkembang menjadi enam belas kecamatan, termasuk pemekaran Bunguran Timur Laut, Bunguran Tengah, Siantan Selatan, dan Jemaja Timur.

Namun pada tahun 2008, sebagian wilayah tersebut dimekarkan kembali menjadi Kabupaten Kepulauan Anambas melalui Undang-undang Nomor 33 Tahun 2008. Kini, Kabupaten Natuna secara administratif terdiri dari dua belas kecamatan, dengan ibu kota kabupaten berada di Ranai, Kecamatan Bunguran Timur.

Visi dan misi Kabupaten Natuna

Visi:

“Terwujudnya Kabupaten Natuna yang makmur, berdaya saing, dan berbudaya.”

Misi:

1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi berbasis maritim dan keunggulan wilayah yang berwawasan lingkungan.

2. Pemerataan pembangunan dan peningkatan konektivitas antar pulau.

3. Mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing.

4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berbasis teknologi.

5. Memperkuat ketahanan sosial serta pelestarian budaya daerah.

Kemeriahan panjat batang pinang di halaman Astaka Bunguran Barat

Selesai kegiatan upacara hari jadi ke-26 Kabupaten Natuna, acara dilanjutkan dengan lomba panjat batang pinang yang digelar di halaman Astaka Kecamatan Bunguran Barat.
Suasana berlangsung meriah dan penuh kebersamaan, disambut antusias oleh warga dari berbagai kalangan. Lomba tradisional ini menjadi simbol semangat perjuangan, kekompakan, dan ketangguhan generasi muda Natuna.

Batang pinang yang menjulang tinggi dan licin menjadi tantangan tersendiri bagi para peserta yang saling bahu-membahu memanjat untuk meraih hadiah di puncak.
Kemeriahan tawa, sorak penonton, dan semangat pantang menyerah menggambarkan nilai-nilai persatuan, perjuangan, dan kerja keras, sebagaimana filosofi yang diharapkan dari generasi penerus Natuna.

Kegiatan ini menjadi wujud nyata bahwa semangat perjuangan tidak hanya terpatri dalam upacara peringatan, tetapi juga diwujudkan dalam aksi kebersamaan masyarakat.
Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan lahir generasi Natuna yang kokoh, berdaya saing, dan siap membawa masa depan Natuna menuju arah yang lebih cerah dan sejahtera.

Peringatan hari jadi ke-26 Kabupaten Natuna bukan sekadar seremonial tahunan, tetapi juga momentum memperkuat jati diri, mengenang perjuangan, serta menumbuhkan tekad bersama untuk menjadikan Natuna sebagai daerah yang maju, berbudaya, dan berdaya saing tinggi di wilayah perbatasan utara NKRI.

Reporter: Darmansyah
Editor: Redaksi Yutelnews.com

Posting Terkait

JANGAN LEWATKAN