Pemkab Bandung Barat Gelar Pelatihan Keamanan Pangan Siap Saji: Wujudkan Relawan MBG yang Profesional

Berita, NEWS69 Dilihat

YUTELNEWS.com | Kab. Bandung Barat– Dalam upaya memperkuat kualitas pelayanan pangan bergizi sekaligus meningkatkan kapasitas para penjamah makanan, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) melalui Dinas Kesehatan kembali menyelenggarakan Pelatihan Keamanan Pangan Siap Saji bagi para penjamah makanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kegiatan yang digelar di GOR Desa Ciharashas, Kecamatan Cipeundeuy, pada Kamis (23/10/2025) ini diikuti oleh sekitar 200 peserta dari empat dapur Sentra Pangan Program Gizi (SPPG). Mereka berasal dari Dapur Wangunjaya, Mandalamukti, dan Cikalong (Kecamatan Cikalongwetan), serta Dapur Ciharashas (Kecamatan Cipeundeuy).

Acara turut dihadiri oleh Kepala Puskesmas Cikalongwetan, dr. Yulius Stepanus, dan perwakilan dari Puskesmas Cipendeuy, Forkopimcam Cikalongwetan serta Cipeundeuy.

Berdasarkan pantauan di lokasi, kegiatan berlangsung aktif dan interaktif. Para peserta tampak antusias mengikuti setiap sesi, berdiskusi langsung dengan para narasumber, serta mencatat berbagai poin penting mengenai tata cara pengolahan makanan yang higienis dan aman.

Antusiasme tersebut mencerminkan tingginya kesadaran relawan MBG terhadap pentingnya menjaga kualitas pangan sehat dan aman konsumsi, terutama bagi anak-anak sekolah, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Pelatihan ini dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Kementerian Kesehatan yang mewajibkan setiap penyelenggara pangan siap saji memiliki sertifikat laik higiene sanitasi pangan. Sertifikasi ini menjadi bukti kelayakan dapur dalam menjamin keamanan dan mutu makanan yang disajikan kepada masyarakat.

Kegiatan menghadirkan sejumlah narasumber kompeten, di antaranya Mawadah, SKM., MM., yang membahas kebijakan dan regulasi terkait pembinaan serta pengawasan higiene sanitasi pangan di wilayah Bandung Barat.

Menurut perwakilan Dinas Kesehatan KBB, kegiatan ini bukan sekadar acara seremonial, melainkan bagian dari upaya penguatan sistem keamanan pangan daerah.

“Hari ini kami melatih sekitar 200 relawan dari empat dapur di wilayah Cipeundeuy dan Cikalongwetan. Pelatihan ini dilaksanakan sesuai regulasi Kementerian Kesehatan, di mana setiap penyelenggara pangan siap saji wajib memiliki sertifikat penjamah pangan,” ujar perwakilan Dinkes KBB saat ditemui di lokasi kegiatan.

Ia menambahkan, pelatihan ini sangat penting untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kasus keracunan makanan, yang dapat berdampak luas terhadap penerima manfaat program.

“Setiap hari, relawan MBG menyiapkan sekitar 3.500 porsi makanan bergizi untuk anak-anak sekolah, ibu hamil, dan ibu menyusui. Selain nilai gizi, aspek keamanan pangan harus menjadi prioritas, mulai dari kebersihan pribadi relawan, lingkungan dapur, pemilihan bahan baku, hingga proses pengolahan, penyajian, dan distribusi makanan,” jelasnya.

Dinas Kesehatan juga telah menjadwalkan roadshow dan bimbingan teknis hingga akhir Oktober 2025 di berbagai kecamatan agar seluruh dapur MBG di Bandung Barat mendapatkan pelatihan serupa.

“Kami akan terus melakukan pembinaan di seluruh kecamatan sampai tanggal 30 Oktober. Harapannya, semua relawan memperoleh ilmu yang sama agar kualitas dan keamanan pangan di seluruh dapur MBG tetap terjaga,” ungkapnya.

Selain itu, pihaknya menyoroti pentingnya keberlanjutan pelatihan dengan memastikan setiap relawan yang bekerja di dapur MBG memiliki sertifikat penjamah makanan.

“Ke depan, kami berharap setiap SPPG memiliki relawan yang sudah terlatih dan bersertifikat. Jika ada pergantian tenaga, sebaiknya direkrut dari yang sudah pernah mengikuti pelatihan. Dengan begitu, mutu dan keamanan pangan bisa tetap terjamin,” tegasnya.

Ia juga menekankan bahwa ilmu keamanan pangan tidak hanya penting bagi relawan MBG, tetapi juga bagi masyarakat umum yang terlibat dalam penyediaan makanan dalam jumlah besar, seperti jasa katering, rumah makan, hingga penyelenggara hajatan.

“Ilmu ini berlaku umum. Semua orang yang menyiapkan makanan seperti tidak mencuci tangan, berbicara sambil memasak, atau merokok di dapur bisa menjadi sumber kontaminasi dan membahayakan kesehatan konsumen,” pungkasnya.

Dien Yoyo.

Posting Terkait

JANGAN LEWATKAN