Pemerintah Berencana Bangun Stasiun Baru Kereta Cepat Jakarta – Bandung (WHOOSH) di Daerah Kopo

YUTELNEWS.COM | Pemerintah berencana membangun stasiun baru Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh di Bandung. Stasiun baru ini letaknya direncanakan berada di Kopo sehingga relatif dekat dengan pusat Kota Bandung, bila dibandingkan dua stasiun yang sudah beroperasi saat ini, yakni Stasiun Padalarang dan Tegalluar.

Sebagai informasi, meskipun waktu tempuh Kereta Cepat/Whoosh sangat cepat, penumpang yang hendak menuju Kota Bandung harus menggunakan kereta feeder dari Padalarang.

Alternatif kedua, penumpang memiliki tujuan Kota Bandung bisa berhenti di Tegalluar dan melanjutkan perjalanan ke pusat kota dengan bus DAMRI ataupun KA lokal Bandung Raya melalui Stasiun Cimekar dan Stasiun Gedebage.

Rencana pembangunan Stasiun Kereta Cepat Kopo ini awalnya diumumkan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.

Bila jadi direalisasikan, praktis nantinya bakal ada tiga stasiun Whoosh di wilayah Bandung, yakni Padalarang,Tegalluar, dan Kopo. Soal rencana pembangunan Stasiun Kopo, Moeldoko mengaku tetap menyerahkan keputusan itu kepada operator,yakni PT. Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) dan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI sebagai pemegang saham.

“Tentunya wewenang ini ada di KCIC, Karena ini Kereta Cepat Jakarta-Bandung ya harusnya berhenti benar-benar di Bandung,” ujarnya.

Dia menjelaskan, penambahan stasiun ini perlu dilakukan untuk kenyamanan para penumpang Kereta Cepat Whoosh. Mengingat dalam operasional KCJB yang sudah berjalan, ditemukan beberapa evaluasi. Salah satunya soal ketersediaan kursi di kereta pengumpan atau KA Feeder saat sudah sampai di Padalarang.

Ini karena Kota Bandung merupakan kantong utama penumpang Kereta Cepat Whoosh. Akibat stasiun KCJB yang ada di pinggiran kota, penumpang harus berpindah ke kereta feeder atau moda transportasi lainnya.

“Pentingkan untuk kenyamanan penumpang agar tidak berhenti hanya di Stasiun Padalarang serta Tegalluar,”ucapnya.

Moeldoko menambahkan, KSP akan terus melakukan koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait dalam mengkaji kemungkinan penambahan stasiun kereta api cepat.

“Silakan dipersiapkan kajiannya,” kata Moeldoko.

Sementara itu, Direktur Utama PT. KCIC Dwiyana Slamet Riyadi menyebutkan, usulan pengembangan stasiun kereta api cepat di daerah Kopo sudah menjadi pertimbangan.

Namun usulan ini masih belum dapat dilaksanakan lantaran menghadapi keterbatasan pendanaan dan izin penggunaan lahan di daerah tersebut. “Terdapat lahan sekitar 30 hektar di Kopo dan itu memungkinkan (dibangun stasiun), tetapi KCIC belum ada dana untuk itu,” ucap Dwiyana.

Senada dengan hal tersebut, Plt Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Pertambangan dan Investasi Rifky Setiawan menilai perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai pembangunan stasiun di Kopo.

Saat ini, fokus pendanaan dilakukan terhadap empat stasiun yang sudah beroperasi.

“Kalau nanti dibutuhkan satu stasiun lagi, kami (Kemenko Marinves) akan menyoroti dari sisi pendanaan,” kata Rifky.

Sebagai informasi, saat ini kereta cepat Whoosh memiliki empat stasiun Kereta Api Cepat, yaitu Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar.

KCIC juga telah bekerja sama dengan berbagai operator untuk menghadirkan integrasi antarmoda. Misalnya di Stasiun Halim terdapat LRT Jabodebek, DAMRI tujuan bandara Soekarno-Hatta, Transjakarta, dan layanan khusus taksi konvensional.Adapun di Stasiun Padalarang terdapat kereta feeder untuk penumpang menuju Stasiun Cimahi, Stasiun Bandung, dan lainnya.

Selain itu, ada juga kereta Commuter Line Bandung Raya dan Commuter Line Garut yang dapat diakses langsung oleh penumpang kereta Whoosh di Stasiun Padalarang.

Sementara untuk Stasiun Tegalluar, akses penumpang dimudahkan melalui pembukaan exit tol Km 149 dan jembatan Cibiru baru untuk menuju Stasiun Tegalluar, serta terdapat layanan DAMRI. (Jum’at 01/12/23).

(April Y. Zai/WaKabiro)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page