YUTELNEWS.com | Pj Gubernur Provinsi Jabar Bey Triadi Machmudin memimpin apel siaga bencana di Markas Kodam III/Siliwangi Jawa Barat. Apel diikuti secara virtual oleh jajaran kodim se-Jawa Barat.
Bey dalam sambutannya, yang ditayangkan secara virtual di Kodim 0606 Kota Bogor, menyebutkan Pemprov Jabar telah mengeluarkan status Siaga Darurat Bencana. Dia menginstruksikan jajaran daerah di Jabar melakukan mitigasi dan persiapan penanganan bencana.
“Kami telah menerbitkan SK Gubernur tentang penetapan Status Siaga Darurat Bencana banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem, dan abrasi serta tanah longsor di Jawa Barat,” kata Bey, Jumat (8/13/2023).
“Tentunya kita harus bersinergi, pemerintah, TNI, Polri, pemda kabupaten/kota, unsur ormas, dan semua komponen masyarakat, melakukan upaya-upaya penanggulangan bencana yang bersifat cepat, tepat, dan terpadu, sehingga mampu menghilangkan dan meminimalkan dampak bencana,” imbuhnya.
Bey menyebut, dari total 627 kecamatan di Jawa Barat, 473 kecamatan masuk wilayah rawan bencana. Sistem penanggulangan jadi faktor utama keberhasilan penanganan bencana.
“Berdasarkan dari data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, terdapat 473 kecamatan dari 627 kecamatan, ini sebesar 75 persen, di 37 kabupaten/kota di Jawa Barat memiliki potensi gerakan tanah menengah dan tinggi. Artinya, akan terjadi ancaman bencana seiring dimulainya musim hujan,” kata Bey.
“Keberhasilan penanggulangan bencana ini bergantung pada sistem penanggulangan bencana, sarana-sarana penunjang yang mumpuni, serta koordinasi yang baik antara stakeholder dan masyarakat di wilayah rawan bencana,” imbuhnya.
Komandan Kodim (Dandim) 0606 Kota Bogor Kolonel (Inf) Fikri Ferdian saat ditemui setelah mengikuti apel secara virtual mengatakan apel digelar untuk memastikan kesiapan seluruh stakeholder di Kota Bogor dalam mengatasi bencana.
“Jadi hari ini kita melaksanakan apel siaga bencana di Kodim 0606 Kota Bogor. Tujuannya untuk memastikan seluruh stakeholder siap mengatasi bencana yang kapan saja terjadi di Kota Bogor,” kata Bey.
Fikri menyebut pemetaan daerah rawan longsor di enam kecamatan di Kota Bogor sudah dilakukan. Upaya-upaya pencegahan dilakukan secara kolaboratif dengan relawan dan masyarakat.
“Di Kota Bogor, di enam kecamatan sudah kita petakan mana yang rawan longsor, yang sering terjadi banjir, maupun wilayah yang rawan pohon tumbang dan itu sudah kita petakan, sudah kita identifikasi,” kata Fikri.
“Kerja sama adalah kunci dalam penanganan bencana ini, tidak bisa kita sendiri, tetapi kebersamaan itu menjadi kunci keberhasilan kita sangat cepat dan melakukan tindakan untuk meminimalkan korban jiwa, maupun harta benda dari masyarakat yang terdampak bencana,” imbuhnya.(Jum’at 08/12/23)
April Y. Zai/Wakabiro.
Komentar